KARO | Tiga pelaku penyerangan brutal yang terjadi di kawasan warung kopi Mada, Desa Ketaren, Kecamatan Kabanjahe, akhirnya ditangkap aparat Polres Tanah Karo. Meski sempat dikira aksi geng motor, ternyata pelaku berasal dari kelompok massa tak dikenal, bahkan salah satu kendaraan mereka berlogo ormas.
Aksi kekerasan itu terjadi pada Minggu malam, 27 Juli 2025, dan menyasar warga sipil yang sedang melintas di Jalan Jamin Ginting. Para pelaku—diperkirakan sekitar 25 orang—membawa senjata tajam seperti lembing, klewang, dan celurit panjang.
Penyelidikan Kilat, Tiga Pelaku Dibekuk
Tim Satreskrim Polres Tanah Karo langsung bergerak cepat. Rabu (30/7) sore, polisi menggerebek sebuah lokasi di Desa Sukandebi, Kecamatan Namanteran dan berhasil mengamankan tiga tersangka utama:
-
MAS (35), warga Desa Simacem, Namanteran
-
HC (41), warga Bahorok, Kabupaten Langkat
-
UG (53), warga Sei Bingai, Langkat
Barang bukti yang disita cukup mencengangkan:
-
Satu lembing sepanjang 1,5 meter
-
Parang dan klewang tajam
-
Jaket hitam milik pelaku
-
Satu unit mobil Avanza BK 1141 SF berlogo ormas
Dua Korban Terluka Serius
Dua warga menjadi korban dalam penyerangan ini:
-
Mikael Sembiring (27), satpam BRI asal Rumah Kabanjahe, menderita luka tusuk di perut dan sayatan di tangan kanan.
-
Arista Tarigan (35), warga Mulia Rakyat, mengalami luka tebas di kaki kanan.
Kapolres Tanah Karo melalui Kasi Humas Iptu Pedoman Maha menegaskan bahwa aksi itu murni kriminal dan tidak ada kaitan dengan konflik antar kelompok warga.
“Kami telah mengidentifikasi para pelaku melalui olah TKP dan pemeriksaan saksi. Tim bergerak cepat untuk memastikan tidak ada lagi korban tambahan,” tegasnya, Kamis (31/7/2025).
Ormas Terlibat? Polisi Diminta Transparan
Fakta adanya kendaraan berlogo ormas memunculkan spekulasi liar di masyarakat. Apakah ada backing organisasi? Siapa aktor intelektual di balik kericuhan ini? Apalagi lokasi kejadian merupakan area padat penduduk yang selama ini dikenal kondusif.
Pengamat keamanan dan tokoh masyarakat Karo mendesak agar penyidikan kasus ini tidak berhenti di pelaku lapangan.
"Kalau benar ada ormas terlibat, ini berbahaya. Ini bukan cuma penganiayaan, tapi ancaman terhadap keamanan warga sipil," ujar seorang tokoh pemuda Kabanjahe yang meminta namanya tidak disebutkan.
Kepolisian Didesak Bongkar Dalang di Balik Aksi Brutal Ini
Kasus ini bukan sekadar kriminal biasa. Ada indikasi bahwa penyerangan telah direncanakan, mengingat para pelaku datang dalam konvoi mobil, membawa senjata tajam, dan langsung mengincar warga tanpa alasan jelas.
Kini publik menantikan apakah Polres Tanah Karo berani membuka keterlibatan pihak-pihak yang lebih besar di balik aksi malam berdarah ini. Apakah akan ada pengembangan kasus atau kasus ini akan kembali senyap seperti banyak kasus kekerasan lainnya?
Keadilan harus ditegakkan. Warga sipil butuh rasa aman, bukan ketakutan di jalanan sendiri.
repoter : seluaman sinulingga
