Slot Iklan Header

Ukuran direkomendasikan: 728x90 atau 970x90

Slot Iklan Atas Konten

Ukuran direkomendasikan: Responsif
Tragis di Bengkulu: Remaja 18 Tahun Tega Bunuh Ibu Kandung Saat Salat Zuhur
bengkulu

Tragis di Bengkulu: Remaja 18 Tahun Tega Bunuh Ibu Kandung Saat Salat Zuhur

Slot Iklan Atas Artikel

Untuk mengedit, cari komentar ini di Edit HTML.



BENGKULU | Peristiwa mengerikan mengguncang warga Jalan Manggis 1, Kelurahan Panorama, Kecamatan Singaran Pati, Sabtu siang (2/7/2025). Seorang remaja perempuan, NA (18), diduga kuat tega menghabisi nyawa ibu kandungnya sendiri, Yati (50), dalam kondisi sujud salat Zuhur.

Tindak kekerasan itu berlangsung cepat namun brutal. Saksi mata menyebutkan, pelaku pertama kali memukul kepala ibunya dengan batu cobek, hingga korban tersungkur. Tak cukup di situ, NA kemudian menusukkan pisau dapur ke leher dan dada ibunya—tiga tusukan dalam kondisi korban sudah tak berdaya.

"Korban tewas seketika di tempat. Kejadiannya begitu cepat, warga yang dengar teriakan pun langsung berhamburan keluar," ujar salah satu tetangga yang tak ingin disebutkan namanya.


Baru Keluar dari RS Jiwa, Anak Bunuh Ibu Kandung

Iptu Putra Agung, Kanit Reskrim Polsek Gading Cempaka, membenarkan kejadian tragis itu. Ia mengungkap bahwa pelaku telah diamankan tak lama setelah kejadian dan kini sedang dalam pemeriksaan intensif oleh penyidik Polresta Bengkulu.

“Pelaku baru beberapa hari keluar dari rumah sakit jiwa. Saat ini kami fokus memeriksa kondisi kejiwaannya dan mendalami motif dari pembunuhan ini,” ujar Iptu Agung.


Salat Terakhir, Diakhiri Pisau Anak Sendiri

Peristiwa ini menyisakan luka mendalam dan trauma bagi warga sekitar. Seorang ibu dibunuh saat menjalankan ibadah—salah satu momen paling damai dalam keseharian seorang Muslim.

"Kami syok, tidak menyangka anaknya sendiri yang tega berbuat seperti itu. Korban dikenal ramah, rajin ke masjid. Ini bukan sekadar kriminal, ini tragedi kemanusiaan," ucap Ketua RT setempat.


Kejahatan Dalam Rumah: Alarm bagi Keluarga dan Negara

Kejadian ini memperlihatkan kerapuhan sistem pendampingan terhadap penyintas gangguan jiwa di masyarakat. NA yang baru keluar dari rumah sakit jiwa, kembali ke rumah tanpa pengawasan atau kontrol ketat dari lembaga sosial maupun medis.

Kini penyidik tengah mendalami apakah ada kelalaian sistemik, atau ini murni akibat kekambuhan penyakit yang tak terdeteksi dini.


Tutup Usia Saat Bersujud: Yati, 50 Tahun, Korban dari Anaknya Sendiri

Satu hal pasti: seorang ibu telah kehilangan nyawa di tangan darah dagingnya sendiri. Dalam sujud, ia ditikam. Dalam doa, ia menghembuskan nafas terakhir.


#CatatanRedaksi: Tragedi ini membuka mata kita semua bahwa persoalan gangguan jiwa bukan sekadar urusan medis, tapi juga soal tanggung jawab sosial dan sistem pengawasan. Jangan tunggu tragedi baru untuk mulai peduli.


reporter : suleman sinulingga

Bagikan Artikel Ini:

Slot Iklan Bawah Artikel

Untuk mengedit, cari komentar ini di Edit HTML.

Slot Iklan Bawah Konten

Ukuran direkomendasikan: Responsif